Jika Anda seorang penikmat film, Anda pasti sudah tidak asing dengan istilah sekuel, prekuel, dan spin-off. Ketiga istilah ini sering disebutkan ketika terjadi pembahasan mengenai film. Namun, apakah Anda sudah mengetahui dengan jelas perbedaan dari tiga istilah tersebut? Mari simak artikel berikut untuk mengetahui lebih dalam mengenai perbedaan tiga istilah tersebut.

Mungkin sekuel menjadi istilah yang paling sering Anda dengar, mengingat banyak film, animasi, atau cerita menerapkan konsep sekuel. Jika Anda suka menonton drama, atau film berseri dengan embel-embel angka 2, 3, dan seterusnya, maka Anda salah satu penikmat sekuel. Dari unsur cerita, sekuel memiliki karakter, aktor, dan latar cerita yang sama. Bahkan kru yang terlibat pun bisa sama.

Kemudian ada Spin-off, yaitu cerita atau film yang diambil dari sudut pandang orang lain, biasanya bukan dari main character. Semakin menarik sebuah film atau animasi, penggemar biasanya akan semakin penasaran dengan sudut pandang di luar karakter utama. Spin-off biasanya dibuat apabila series atau film tersebut berjalan dengan sukses sehingga diminati penonton. Contohnya terdapat di series Breaking Bad yang memiliki dua spin-off. Pertama dibuatkan dalam bentuk film yang berjudul El Camino, sedangkan yang kedua dibuatkan spin-off dalam bentuk series berjudul Better Call Saul.

Prekuel: Masa Lalu yang Dinanti dalam Film

Terakhir adalah Prekuel. Secara harfiah prekuel adalah awalan cerita sebelumnya. Prequel mengambil cerita sebelum film aslinya dimulai. Tujuan sebuah prekuel adalah untuk membangun backstory film asli. Sedangkan menurut Cambridge, Prekuel adalah sebuah film, buku, atau drama yang mengembangkan cerita dari film sebelumnya, dll, dengan memberitahu Anda apa yang terjadi sebelum peristiwa di film pertama. 

Jadi dapat kita simpulkan, bahwa prekuel adalah film yang dibuat setelah film pertama, namun menceritakan backstory sang karakter. Karakter utamanya masih sama, namun biasanya ada beberapa karakter yang digantikan oleh karakter lain. Karena prekuel adalah cerita yang terjadi sebelum kisah pertama, biasanya beberapa karakter penting digantikan oleh karakter lain.

Jika membuat sekuel mendapat tantangan memberikan ending yang layak bagi penonton, pembuatan prekuel film harus kreatif agar tetap menarik perhatian penonton, karena prekuel hadir setelah film pertama dimana penonton sudah memahami karakter dalam film. Tantangan lainnya seperti memilih aktor dan aktris yang dapat meyakinkan penonton dalam memainkan versi muda sebuah karakter.

Baca juga: Semua Tentang Mise En Scene dalam Dunia Perfilman

Tiga Ciri Umum Prekuel

Kunci utama membuat prekuel adalah membangun backstory yang dapat dikembangkan dari alur cerita yang sudah ada sebelumnya dan mengarah ke peristiwa pada karya sebelumnya. Ada berbagai cara membangun cerita prekuel, namun menurut MasterClass setidaknya ada tiga ciri yang umumnya terdapat dalam prekuel, yaitu:

1. Membangun backstory

Dimana penulis atau pembuat cerita mengembangkan alur cerita sesuai kisah yang sudah ada sebelumnya, sehingga peristiwa, karakter, lokasi, tempat, akan merujuk pada kisah sebelumnya. 

2. Perluas pembangunan dunia

Prekuel bisa menjadi media untuk mengembangkan universe sebuah film atau animasi. Contohnya, Prometheus (2012) karya Ridley Scott membangun alam semesta Alien (1979) dengan pemeran karakter baru.

3. Kembangkan asal usul karakter

Prekuel biasanya fokus pada asal-usul pemeran utama, maupun pemeran pendukung yang sudah ada. Misalnya, Cruella (2021) karya Craig Gillespie adalah prekuel aksi langsung yang menceritakan kisah asal Cruella De Vil, penjahat dalam komedi animasi Disney tahun 1961, One Hundred and One Dalmatians.

Prekuel dalam Film dan Animasi

Banyak pembuat karya film atau animasi menerapkan sistem prekuel pada karya yang dibuat. Berikut merupakan beberapa contoh prekuel dalam film atau animasi. 

Contoh penerapan prekuel dalam film ada pada film Fear Street produksi Netflix. Berlatar di Amerika, Fear Street menceritakan pemecahan teori pembunuhan akibat kutukan penyihir yang dibagi ke dalam tiga seri berlatar tahun 1994, 1978, dan 1966. Dari sini kita dapat melihat bahwa prekuel umumnya beralur mundur.

Pada seri satu di tahun 1994, Fear Street menceritakan tentang pembunuhan massal di kota Shadyside yang dianggap merupakan ulah dari penyihir bernama Sarah Fear. Namun, sarah fear diduga telah meninggal bertahun-tahun sebelumnya.

Untuk memahami bahwa pembunuhan tersebut adalah rangkaian yang pernah terjadi sebelumnya, di seri kedua berlatar tahun 1978 (16 tahun sebelumnya), diceritakan pernah terjadi pembunuhan massal yang sama di Kota Shadyside, dengan lokasi kejadian yang sama pada tahun 1994.

Untuk mendalami latar belakang Sarah Fear yang dianggap sebagai penyebab rangkaian pembunuhan tersebut terjadi, dibuatlah seri ketiga dengan latar tahun 1966. Seri ini menceritakan secara lengkap masa kecil Sarah Fear, apa yang ia lakukan sampai dianggap menjadi penyihir, apa yang terjadi pada tahun-tahun pertama rangkaian pembunuhan tersebut terjadi, dan bagaimana saat itu masyarakat dapat mengatasinya.

Prekuel dalam Film dan Animasi

Sedangkan dalam animasi, contohnya terdapat dalam film Train to Busan, film zombie on a- rain yang pada hit 2016 dari Korea Selatan, yang merupakan salah satu kisah sukses terbesar di Asia pada 2016. Dilansir dari Vocal Media, #SeoulStation dianggap menjadi prekuel animasi terlengkap dengan menceritakan bagaimana pemberontakan zombie dapat terjadi di terminal kereta api pusat Seoul. Kendati tidak memiliki alur yang sama dengan live actionnya, animasi ini memberikan gambaran bagaimana zombie dimulai. Dalam animasinya, #SeoulStation banyak menyoroti isu-isu misogini, tunawisma, dan pihak berwenang.

Baca juga: Memahami Tahap Pasca Produksi dalam Pembuatan Film

Cara Membuat Prekuel yang Bagus

Nyatanya, prekuel dapat diterapkan dalam berbagai karya, baik itu film, animasi, buku, drama, dan jenis karya lainnya. Prekuel dapat menjadi salah satu strategi menarik dalam menyajikan karya ke masyarakat. Menurut Studiobinder ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan untuk membuat prekuel yang tidak hanya bagus, tapi juga menarik bagi masyarakat. Mari simak poin-poin berikut.

Sebelum memutuskan membuat prekuel, Anda perlu memahami dulu, apakah karya yang Anda buat memerlukan prekuel? Apakah ada alasan yang cukup untuk mengeksplorasi apa yang terjadi sebelumnya? Karena keberadaan prekuel harus membuktikan “diri sendirinya” bahwa memang diperlukan oleh penonton atau masyarakat. Berikut adalah beberapa tips dan contoh cara mendekati film prekuel.

Langkah 1: Pertama Buat “Asli”

Merencanakan dengan matang alur cerita dari awal hingga akhir seri prekuel ini akan dibuat. Perlu diingat bahwa prekuel fungsinya menceritakan back story sebuah karakter yang rilisnya beralur mundur. Dengan merencanakan cerita yang akan dipotong dalam bentuk seri dan rilis sebagai prekuel, maka Anda dapat merencanakan lebih matang bagian cerita mana saja yang akan dirilis sebagai prekuel.

Misalnya, dalam satu film Anda ingin menceritakan kisah hidup seorang prajurit yang bertempur di banyak perang dan akhirnya mati. Maka kisah hidup prajurit tersebut sebelum perang dapat Anda simpan sebagai ide prekuel. Atau misalnya bagaimana perang pertama terjadi dalam kehidupan prajurit tersebut, dan ide lainnya. 

Langkah 2: Perluas Narasi

Prekuel harus berfungsi untuk mengeksplorasi lebih lanjut dan menyempurnakan narasi yang sudah ada sebelumnya baik itu pada karakter, peristiwa, atau universe, karena Ini adalah tujuan dari kebanyakan prekuel. Semakin dalam sebuah backstory semakin prekuel ini akan menarik minat penonton, khususnya penggemar veteran yang umumnya paling mungkin tertarik dengan isi cerita, termasuk karakter yang disajikan.

Dalam membuat prekuel Anda dapat memperluas narasi cerita namun tetap dapat dikaitkan dengan yang sudah ada. Beberapa prekuel juga bisa membangun peristiwa atau karakter baru yang tidak berhubungan sama sekali dengan cerita sebelumnya, tapi tetap memberikan konteks bahwa yang disajikan merupakan prekuel dari karya tersebut. 

Langkah 3: Buat Sesuatu yang Segar

Pada umumnya prekuel akan menggunakan kembali karakter, later cerita, tempat, dan unsur lainnya yang sudah ada. Anda dapat bereksperimen menciptakan sesuatu yang baru dan segar bagi penonton. Misalnya, kembali mengeksplor cerita hingga melampaui pengetahuan Anda tentang karya Anda sendiri. Merubah genre namun tetap relevan dengan cerita yang sudah ada, dan sebagainya.

Salah satu contoh non-film dari ini adalah seri video game Deus Ex, yang memiliki prekuel dengan Human Revolution dan Mankind Divided. Sambil menjelajahi kisah dekade game pertama di masa lalu, mereka menampilkan karakter dan organisasi yang sama, namun dengan kisah baru dan penambahan karakter. Seiring dengan gameplay seri yang baru namun familiar, prekuel ini dapat diakses oleh penggemar veteran dan baru. Mereka juga mengeksplor genre berbeda tapi tetap memberikan daya tarik bagi pemainnya.

Banyak tahapan lain yang dapat Anda eksplor untuk membuat prekuel yang menarik dan sesuai dengan karya Anda, seperti mengeksplor karakter, alur cerita, mengubah genre, hingga menambah universe baru. Kuncinya adalah mengingat bahwa prekuel harus menceritakan backstory sebuah karya yang sudah ada dan bagaimana caranya hal ini akan menarik minat penonton atau penikmatnya.

Jika Anda tertarik menerapkan prekuel untuk produksi karya terbaru Anda, atau media promosi bisnis Anda yang menggunakan seri cerita, animasi, atau drama, Superpixel sebagai animation studio yang berbasis di Singapura dan Indonesia dengan ragam portfolio dalam produksi animasi dapat membantu Anda berdiskusi lebih dalam mengenai produksi sebuah prekuel. Kunjungi website kami untuk melihat projek lainnya atau segera terhubung dengan tim Superpixel Indonesia.