Studio animasi memiliki peran yang sangat besar dalam perkembangan bidang hiburan di Indonesia maupun dunia, khususnya di bidang perfilman. Sebab rata-rata film Holywood dan Blockbuster yang dibuat saat ini menggunakan teknologi animasi CGI meskipun hanya sedikit.

Studio animasi

Bahkan film paling laris di dunia, Avenger: Endgame, sebagian besar menggunakan animasi CGI super realitis yang dipadukan dengan aktor dan aktris manusia asli. Sehingga hasilnya bisa kita lihat sendiri, adegan-adegan yang dulu dianggap tidak mungkin dalam film live action, seperti penggunaan baju nanotech milik Iron Man, sekarang bisa divisualisasikan dengan sangat nyata.

Selain karena ide dan pikiran sutradara yang sangat brilian, hal tersebut juga dipengaruhi oleh kemampuan para animator dan studio yang bisa membuat animasi hampir menyerupai benda nyata. Beberapa di antaranya bahkan ada yang dari Indonesia.

Bagaimana Sejarah Studio Animasi di Internasional?

Layaknya industri di bidang kreatif lain, industri animasi juga dimulai dari sebuah studio kecil yang sangat sederhana dan penuh keterbatasan. Bukan hanya karena modal dan pasar yang tidak ada, namun juga karena keterbatasan teknologi yang ada pada jaman tersebut.

Ada 2 pendapat yang mengatakan kapan studio animasi pertama didirikan. Yang pertama adalah di tahun 1872 oleh Muybridge. Ia membuat 12 frame objek berupa orang menunggangi kuda yang posisi kaki kuda di setiap frame-nya berbeda.

Namun, karya dari Muybridge tersebut tidak dianggap sebagai sebuah animasi, meskipun memiliki fundamental dan konsep visualisasi yang sama. Justru, ide kreatif miliknya dianggap sebagai cikal bakal konsep videografi hingga saat ini.

Sedangkan dikutip dari The Atlantic, seorang pembuat film dari Britania bernama J. Stuart Blackton dianggap yang pertama kali membuat sebuah perusahaan animasi di Amerika dan yang pertama kali menggunakan konsep animasi dasar bernama stop motion.

Bisa dibilang, stop motion dikenal sebagai salah satu teknik pembuatan animasi pertama yang masih digunakan hingga era modern. Namun tentunya, teknologi yang digunakan untuk pembuatan stop motion semakin canggih hingga bisa membuat film terkenal seperti Shaun the Sheep, Missing Link, dan The Nightmare Before Christmas.

Sejarah Studio Animasi Tersukes & Tertua di Dunia

Jika bicara tentang studio kartun tertua, pastinya yang pertama kali terlintas di pikiran adalah Walt Disney. Karena memang benar, Disney adalah animation studio tertua yang masih berdiri saat ini sekaligus yang paling sukses dalam skala internasional sejak didirikan.

Berdasarkan situs Britannica, Disney sebagai sebuah perusahaan animasi pertama kali didirikan di tahun 1923. Sedangkan Walt Disney, penemu dari studio raksasa ini, memulai karir dalam dunia industri animasi di tahun 1920.

Karya pertama Walt Disney Pictures Studio yang tercatat oleh sejarah adalah sebuah iklan komersil. Di tahun itu saja, Disney sudah sadar akan efektivitas animasi untuk mengiklankan sebuah produk atau brand kepada masyarakat. Dan cara ini masih sangat relevan jika dilakukan di masa kini.

Karya pertama Disney sebagai sebuah studio yang berdiri sendiri adalah Oswald the Lucky Rabbit. Karakter ini dibuat dan ditampilkan ke Holywood pada tahun 1927. Beberapa tahun kemudian, karakter Oswald dimodifikasi dan menjadi ikon dari studio Disney itu sendiri yang dikenal sebagai Mickey Mouse.

Seiring berjalannya waktu, barulah Disney memproduksi karakter-karakter ikonik lain seperti Donald Bebek, Pluto, Minnie, Goofy, Daisy, dan serial Winnie the Pooh.

Disney juga memproduksi karya dalam industri animasi yang lain dari cerita-cerita anak seperti Pinokio, Cinderella, Snow White, dan lainnya sebagai media edukasi serta menceritakan kisah klasik dengan media yang lebih modern agar tidak habis dimakan waktu.

Studio animasi

Apa Saja Tugas Animation Studio di Indonesia?

Secara garis besar, tugas studio animasi di Indonesia maupun lua negeri itu sama. Yaitu membuat video atau film animasi berupa kartun, 3d animation, anime, atau style kartun lainnya. Video tersebut bisa dibuat untuk kebutuhan edukasi, film, hingga iklan komersil dan promosi.

Contohnya seperti Superpixel, sebuah studio di Indonesia yang membuat banyak karya untuk iklan komersil dan profil perusahaan.

Namun membuat kartun anak dan animasi lainnya tidak semudah yang dibayangkan banyak orang. Anda tidak bisa hanya menggambar frame-frame tanpa tujuan yang jelas jika ingin membuat animasi untuk promosi brand yang bisa menyampaikan pesan ke pada para penonton.

Itulah mengapa, rata-rata dalam studio animasi di Indonesia akan ada pembagian tugas seperti di bawah ini.

1. Membuat Screenwriting atau Scriptwriting

Baik yang memiliki dialog maupun yang tidak, sebuah kartun tetap membutuhkan screenwriting. Sebab script ini akan menjadi dasar dari kartun tersebut layaknya ketika membuat film.

Scriptwriting tentunya dibuat oleh screenwriter yang sudah profesional. Sehingga tujuan dari animasi tersebut bisa disampaikan dengan jelas. Dan khusus untuk kartun berdialog, screenwriter juga kan menyusun dialog tiap karakter agar terasa natural dan hidup.

Proses penulisan screenwriting untuk film dan kartun pun kurang lebih sama. Nantinya, screenwriter akan memvisualisasikan bagaimana kondisi di setiap adegan dalam bentuk tulisan.

 

2. Pembuatan Desain Karakter

Karakter yang dideskripsikan oleh screenwriter kemudian akan dibuatkan sketsa dalam bentuk gambar 2 dimensi. Tugas yang satu ini dilakukan oleh character designer.

Pembuatan karakter juga tidak bisa dilakukan secara asal. Untuk membuat karakter yang unik dan ekspresif, character designer perlu memadukan warna, desain, dan bentuk yang tepat secara kreatif. Dan dalam produksi kartun anak atau animasi untuk profil perusahaan maupun commercial ads, karakter harus dibuat dengan unsur-unsur brand yang berkaitan.

Memiliki karakter atau maskot juga menjadi salah satu bentuk branding di era modern. Oleh karena itu, karakter tersebut harus dibuat sesuai dengan apa yang menggambarkan brand mereka.

Character designer sendiri tidak akan membuat hanya satu sketsa karakter saja. Biasanya, akan ada 2 atau 3 desain kasar dari setiap karakter yang akan dipilih mana yang terbaik.

 

3. Pembuatan Storyboard

Setelah script dan karakter tersedia, sekarang studio akan membuat storyboard dengan bantuan storyboard artist. Bisa dibilang, storyboard ini adalah sketsa dari kartun tersebut sebelum dibuat.

Sesuai dengan namanya, storyboard ini terdiri dari kotak-kotak berisi setiap frame yang nantinya dibuat oleh key animator. Pembuatan storyboard ini nantinya akan memudahkan animator untuk menentukan bagaimana shot atau arah sudut pandang penonton di setiap frame.

Menenukan arah sudut pandang ini bisa membantu menyampaikan pesan dari animasi yang dibuat.

 

4. Membuat Animasi

Setelah semuanya siap, barulah studio animasi memulai proses kreatif selanjtnya, yaitu pembuatan sebuah animasi dengan menggunakan sumber daya yang ada, seperti script, desain karakter, dan storyboard.

Proses ini akan dilakukan oleh tim animator dari studio tersebut. Biasanya, tim yang membuat animasi akan dibagi menjadi beberapa tugas, seperti:

  • Key animator

  • Cleaner

  • In-betweener

  • Colorist

  • Background artist

Jika Anda ingin tahu apa saja peran dari setiap tugas tersebut, simak artikel ini sampai habis karena kita akan membahasnya lebih dalam nanti.

 

5. Audio Scoring dan Video Editing

Tugas dari perusahaan atau studio animasi belum selesai meskipun animasi sudah dibuat. Selanjutnya, ada satu tahap terakhir yaitu audio scoring dan video editing yang akan dilakukan oleh sound engineer dan editor.

Semua jenis animasi akan diedit kembali menggunakan perangkat lunak khusus oleh video editor berdasarkan arahan dari director. Sehingga transisi dari setiap adegan bisa lebih mulus dan lebih enak dilihat oleh para penonton nantinya.

Sedangkan untuk audio scoring, tahap ini hanya dilakukan untuk film animasi yang memiliki dialog, efek suara dan soundtrack. Sound engineer akan menyelaraskan antara ucapan pengisi suara dan gerakan mulut dari karakter yang ada di animasi tersebut.

 

6. Pengurusan Hak Cipta

Terakhir, animation studio juga ada yang mengurus hak cipta mereka sendiri. Umumnya untuk mendapatkan status “all rights reserved” dilakukan oleh orang-orang diluar bidang kreatif.

Meskipun begitu, hal ini tetap jadi bagian dari tugas animation studio.

 

Bagaimana Proses Film Animasi dalam Industri Animasi?

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, sekarang kita akan mengetahui bagaimana sebuah animasi dibuat di dalam studio di Indonesia maupun internasional.

Sebenarnya setiap jenis produksi memiliki cara pembuatan yang berbeda-beda. Hal ini dibedakan dengan jenis animasi yang ingin dibuat. Sebab produksi kartun Battle of Surabaya pastinya berbeda dengan ketika membuat animasi 3D dalam film Avengers: Infinity War.

Jadi kali ini, kita hanya aka membahas bagaimana sebuah animasi dibuat secara garis besar saja.

1. Tahap Key Animation

Key animation adalah frame yang paling pertama dibuat dalam sebuah animasi. jika dalam 1 detik terdapat 30 frame, maka akan ada sekitar 30 hingga 60 keyframe atau key animation di dalam animasi berdurasi 1 menit.

Fungsi dari keyframe ini hanya untuk menangkap gerakan utama dari objek di setiap detiknya.

 

2. Cleaning dan Inbetweening

Animasi yang dihasilkan dari gabungan keyframe akan terlihat kaku dan patah-patah. Jadi, akan ada animator lain yang bertugas membersihkan keyframe dan mengisi frame kosong di setiap detik agar gerakannya menjadi lebih mulus.

Inbetweener adalah sebutan untuk animator yang bertugas untuk mengisi frame hingga jumlahnya menjadi 30 frame dari satu keyframe ke yang lain. Umumnya, inbetween frame digambar dengan lebih kasar dan bentuknya cenderung tidak sempurna untuk menciptakan ilusi transisi dari gerakan sebuah objek yang bisa tangkap oleh mata manusia.

 

3. Coloring

Keyframe dan inbetween yang sudah rapih kemudian diberi warna oleh colorist. Tahap ini biasanya dilakukan di media digital, sedangkan key animation dan inbetween masih banyak yang dibuat secara tradisional di kertas.

Memberikan warna terhadap animasi akan membuat animasi tersebut menjadi lebih hidup. Dan seperti yang sudah disinggung sebelumnya, animasi dengan warna mencolok bisa menarik perhatian lebih banyak mata.

 

4. Background Coloring

Khusus untuk animasi dengan latar belakang, bagian background akan dibuat paling terakhir. Kecuali untuk animasi yang fokus utamanya ada pada latar belakang, bukan objek paling dekat.

 

Penutup

Seperti itulah pembahasan mengenai studio animasi di Indonesia, sejarahnya dan apa saja tugasnya. Sekarang, waktunya Anda mencari studio \ animasi sendiri yang paling sesuai dengan kebutuhan dan budget. Jangan lupa, pastikan Anda memilih studio yang bisa diajak berkonsultasi dan berkomunikasi dengan baik.

Baca juga: Mengenal yang Dimaksud Animasi dan Fungsinya